Rahasia Menulis Artikel Menarik untuk Pemula yang Baru Mau Ngeblog

(Panduan Bertahan Hidup di Dunia Tulisan Tanpa Harus Jadi Sok Sastrawan)

Mari kita mulai dari mengakui "aib" kita. Hampir semua blogger pemula, termasuk saya di masa kelam dulu, pernah berpikir bahwa menulis artikel blog itu cuma soal duduk, buka laptop, ngetik asal panjang, lalu berharap Google tersentuh oleh kejujuran hati kita. Nyatanya tidak. Google itu bukan mantan yang bisa luluh karena curhat panjang lebar. Dia mesin. Dingin. Logis. Kadang kejam.

Rahasia Menulis Artikel Menarik untuk Pemula

Tapi tenang. Artikel bagus dan menarik itu bukan bakat langka turunan dewa sastra. Ia bisa dipelajari. Bahkan oleh orang yang awalnya nulis “disana” masih disambung. Yang penting bukan jenius, tapi niat, konsistensi, dan sedikit kesadaran bahwa pembaca itu manusia, bukan robot penguji EYD.

1. Tentukan Dulu: Kamu Mau Nulis Buat Siapa?

Kesalahan pemula yang paling sering terjadi adalah... Ia ingin menulis untuk semua orang. Padahal menulis untuk semua orang sama saja dengan menulis bukan untuk siapa-siapa.

Sebelum ngetik satu huruf pun, tanyakan pertanyaan ini ke diri sendiri. Artikel ini mau dibaca sama siapa? Orang awam, pelajar, ibu-ibu, atau sesama manusia yang sering nanya “caranya gimana sih?”

Kalau kamu menulis tips Android untuk pemula, jangan sok pakai istilah teknis yang bahkan teknisinya sendiri kadang googling dulu. Sebaliknya, kalau targetmu pembaca yang sudah paham, jangan terlalu menjelaskan hal dasar sampai terdengar seperti buku LKS kelas 4.

Artikel bagus itu tepat sasaran, bukan sok pintar.

2. Judul Itu Bukan Hiasan, Tapi Pancingan

Judul artikel adalah nasib hidup dan mati tulisanmu. Kalau judulnya terlalu biasa atau terlalu umum, secerdas apa pun artikelmu akan mati muda, tak sempat dibaca.

Judul yang bagus itu, setidaknya harus

  • Jelas
  • Spesifik
  • Bikin penasaran, tapi tidak menipu

Contoh judul yang buruk:

“Cara Menulis Artikel untuk Pemula”

Contoh yang lebih manusiawi:

“7 Tips Menulis Artikel Blog yang Enak Dibaca, Bahkan untuk Pemula yang Baru Mulai”

Judul jangan terlalu lebay sampai isinya tidak sanggup menepati janji. Karena pembaca itu boleh sabar, tapi mereka juga bisa pergi tanpa pamit.

3. Paragraf Pembuka Jangan Langsung Sok Pintar

Menulis artikel

Banyak pemula terlalu bersemangat. Paragraf pertama langsung diisi definisi panjang, teori, dan sejarah sejak zaman batu. Padahal pembaca baru buka artikel itu sambil ngopi atau rebahan. Bukan lagi siap sidang skripsi.

Jadi gini... Pembuka yang baik itu setidaknya harus

  • Ringan
  • Relevan
  • Bikin pembaca merasa, “Oh, ini gue banget.”

Boleh pakai cerita, pengakuan dosa, atau pertanyaan sederhana. Intinya satu. Buat pembaca betah lanjut ke paragraf kedua. Kalau gagal di situ, selesai!

4. Gunakan Bahasa Manusia, Bukan Bahasa Seminar

Artikel blog itu bukan makalah. Jangan nulis seolah-olah kamu sedang presentasi di depan dosen killer.

Jadi, cobalah untuk menggunakan...

  • Kalimat yang pendek
  • Bahasa sehari-hari, dan
  • Alur yang mengalir

Kalau satu kalimat sudah bikin kamu sendiri ngos-ngosan saat membacanya, itu tanda kalimatnya kebanyakan ego.

Menulis itu bukan ajang pamer kosakata, tapi seni menyampaikan ide supaya dipahami.

5. Satu Paragraf, Satu Gagasan

Ini penting tapi sering diabaikan. Pemula sering menjejalkan tiga sampai empat ide ke dalam satu paragraf panjang, seolah takut kehabisan ide besok.

Padahal:

  • Satu paragraf = satu gagasan utama
  • Jangan dicampur aduk

Paragraf pendek itu bukan tanda miskin ide. Justru tanda kamu menghormati mata pembaca yang sudah lelah melihat layar seharian.

6. Struktur Itu Penting, Biar Tulisan Nggak Ngambang

Artikel yang bagus itu punya struktur jelas. Mulai dari,

  • Pembuka
  • Isi
  • Penutup

Di dalamnya ada subjudul yang membantu pembaca “bernapas.” Jangan buat artikel yang dari atas ke bawah isinya teks semua seperti tembok panjang tanpa jendela.

Subjudul harus menarik dan bisa,

  • Membantu pembaca
  • Membantu mesin pencari
  • Membantu kamu sendiri supaya tidak ngelantur

Menulis tanpa struktur itu seperti ngobrol tapi lupa tujuan.

7. Jangan Takut Punya Gaya Sendiri

Ini poin krusial. Banyak pemula terlalu sibuk meniru gaya orang lain sampai lupa jadi diri sendiri.

Padahal pembaca datang bukan cuma cari informasi, tapi juga rasa. Kalau kamu suka santai, ya santai. Kalau kamu suka nyeleneh, silakan. Yang penting konsisten.

Gaya tulisan itu identitas. Dan, ingat! identitas tidak lahir dari meniru, tapi dari berani jujur.

8. Artikel Bagus Itu Bukan yang Panjang, Tapi yang Tuntas

Panjang artikel itu relatif. Yang penting, masalah pembaca terjawab.

Artikel 600 kata yang langsung kena sasaran jauh lebih berharga daripada 2000 kata yang muter-muter kayak benang kusut.

Kalau topiknya sederhana, jangan dipaksa panjang demi gengsi. Pembaca bukan juri lomba menulis. Mereka cuma ingin solusi.

9. Edit Itu Wajib, Bukan Opsional

Tulisan pertama hampir bisa dipastikan, jelek. Itu normal. Jangan sedih. Semua penulis pernah melewati fase itu.

Tapi yang membedakan penulis pemula dan profesional itu adalah, setelah selesai menulis mereka tidak segan-segan buat,

  • Baca ulang. Bahkan berkali-kali
  • Hapus kalimat yang nggak perlu
  • Perjelas yang ambigu

Editing bukan merusak tulisan, tapi menyelamatkannya dari rasa malu.

10. Konsisten Itu Lebih Penting daripada Jenius

Terakhir, dan ini pahit (seperti obat). Artikel yang bagus tidak lahir dari sekali nulis. Tapi, ia lahir dari...

Nulis. Salah. Nulis lagi. Diperbaiki. Diulangi 1000 kali.

Blog yang hidup itu bukan yang sempurna, tapi yang rutin diisi. Mesin pencari suka konsistensi. Pembaca juga.

Lebih baik satu artikel tiap minggu daripada publish sepuluh artikel sehari lalu menghilang sebulan.

Menulis Itu Soal Bertahan buat Konsisten, Bukan Pamer

Menjadi blogger pemula itu tidak mudah. Kamu akan sepi pembaca, jarang dikomentari, dan kadang merasa menulis untuk diri sendiri. Tapi percayalah, semua blogger yang sekarang kelihatan jago pernah berada di titik itu.

Artikel yang bagus dan menarik bukan tentang siapa paling pintar, tapi siapa paling tahan nulis (meski tidak ada yang membacanya).

Jadi, kalau kamu baru mau ngeblog. Sebaiknya,

  • Jangan tunggu jago
  • Jangan tunggu sempurna
  • Tulis saja dulu

Karena tulisan yang ada selalu lebih berharga daripada tulisan sempurna yang cuma ada di kepala aja, ya kan?


0 Komentar